PENDIRI PONDOK PESANTREN DARUL ILMI
H.ILMI BIN H. SABRI ( ALM)
Pimpinan Ponpes darul ilmi Preode PertamaKH.Muhammad Kurnain
Pimpinan Ponpes Darul ilmi Dari Th 1990 Sampai Sekarang
Drs.KH. Himran Mahmud
Drs.KH. Himran Mahmud
Profil Pondok Pesantren Darul Ilmi
Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya
Pondok Pesantren Darul Ilmi adalah sebuah lembaga pendidikan keagamaan yang di bawah binaan kementrian agama yaitu oleh sub Direktorat Pembinaan Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah (subdit PP dan MD), di bawah Koordinasi Direktorat Pembinaan Pengurus Agama Islam (Ditbinrus Islam), dalam lingkup Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam (Ditjen Bintaga Islam), Kementrian Agama. Terletak tidak jauh dari pusat kota Banjarmasin iIbu Kota Propinsi Kalimantan Selatan, tepatnya di jalan A. Yani km. 19.200, kelurahan Landasan Ulin Barat, kecamatan Liang Anggang dan masuk wilayah kota Banjarbaru. Berdiri tegak di atas tanah 3 Ha, dengan kepemilikan areal seluas 8 Ha. Pondok Pesantren Darul Ilmi yang semula berupa “panti asuhan” yang diperuntukan untuk menampung, menempah dan mendidik anak yatim dan ekonomi terbatas, dimulai pembangunannya pada tahun 1981 yang di inisiasi oleh sepasang suami istri dan kini telah menjadi Al marhumah; yaitu Ayahanda H. Ilmi bin H. Sabri serta Ibunda Hj. Acil Ramnah binti H. Djuhri, rampung atau selesai dua tahun kemudian yakni tepatnya pada tanggal 13 juni 1983, dengan pembiayaan yang cukup besar ukuran waktu itu. Pada tahun itu juga (1983) penerimaan anak asuh dibuka dan tercatat di tahun pertama, ada tiga puluhan anak asuh yang langsung menghuni panti asuhan baru tersebut dan karena pengasuh serta pengajar telah disiapkan lebih awal, maka kegiatan belajar mengajar dengan model salafiyah syafi’iyah dimulai. Kondisi seperti digambarkan di atas berjalan kurang lebih enam sampai tujuh tahunan, dan pada tahun 1990, Panti Asuhan Darul Ilmi
resmi menjadi sebuah lembaga pendidikan Islam yang memadukan antara Pendidikan Salafiyah dan Khalafiyah atau pendidikan tradisional dan modern, dan sekaligus berganti nama dengan “Pondok Pesantren Yatim Darul Ilmi”.
Satu hal yang menarik untuk dikenang, yakni ketika wacana perubahan dari sistim lama ke sistim baru yang lebih maju dan moderat dalam rangka mengantisifasi serta menjawab tuntutan perkembangan masa dan zaman di enduskan, (mengikutsertakan model Pendidikan Khalafiyah di samping model Pendidikan Salafiyah), tantangan dan bahkan penolakan justru datang dari dalam sendiri (sebagian pengurus lama). Syukur suasana yang tidak menguntungkan tersebut tidak berlangsung lama, dan perlahan tapi pasti terobosan yang dibidani oleh salah seorang putri pendiri lembaga dimaksud, mulai diterima dan sebaliknya mendapat apresiasi yang cukup tinggi dari semua pihak, termasuk yang menolak sebelumnya. Memang kalau berkaca pada ajaran agama dimana suatu kebenaran atau suatu kebaikan akan diterima baik oleh siapapun mana kala hal itu dikomunikasikan dengan baik pula dan terkadang kebenaran serta kebaikan tidak akan disambut dengan baik apabila cara menyampaikannya tidak baik dan tidak terpuji.
Pada awal tahun 2001, karena santri yang menghuni dan menimba di Pondok Pesantren Darul Ilmi mayoritas (75 %) bukan anak-anak yatim, maka muncul usulan dari para santri yang mayoritas tadi untuk merevisi nama yang sudah ada yaitu Pondok Pesantren Yatim Darul Ilmi menjadi Pondok Pesantren Darul Ilmi, dimana kata yatim dihilangkan atau dihapus. Oleh pengurus menganggap usulan tersebut logis dan bermartabat, sehingga diterima dan semenjak tahun 2001 resmi nama Pondok ini menjadi “Pondok Pesantren Darul Ilmi”, hingga sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar